SMAQu "Smart Aquaponik"

Hallo pembaca setia postingan kali ini berbeda dari sebelumnya, biasanya memberikan postingan tentang review atau tutorial kali ini tulisan ini akan berisi tentang unek-unek dari salah satu petani yang ada di dekat rumah penulis hehe. Sebelum kita bahas panjang lebar kita kenali telebih dahulu bahwa Indonesia merupakan salah satu negara agraris, dimana sebagian besar penduduk di Indonesia mayoritasnya adalah sebagai petani. Faktor tersebut sangat dipengaruhi letak indonesia yang dilintasi garis khatuistiwa sehingga Indonesia memiliki penyinaran matahari rata-rata hampir 12 jam. Waktu tersebut sangat cukup untuk beberapa tanaman yang memang butuh cahaya matahari yang lebih lama dan mikroba yang menguntungkan dapat tumbuh serta berkembang subur di Indonesia.  Bahkan Band koes Plus pun pernah Membuat lirik tentang indahnya tanah air kita seperti ini.

“ Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman” 

Sumber : Google

Super bukan Indonesia tercinta kita ini? Tongkat kayu dan batu pun bisa jadi tanaman di sini wow!!! Saking suburnya Nusantara kita. Namun disalah satu kasus pertanian di Indonesia ambil contoh beras,  mengapa masih saja Indonesia mengimpor beras dari luar negeri, berdasarkan data dari Badan Pusat Statitik (BPS), produksi padi tahun 2013 mencapai 71.279.709 ton selengkapnya klik disini. Didalam tulisan tersebut Indonesia memang masih menjadikan beras sebagai makanan dasar pokok sehingga kebutuhan beras masih sangat tinggi, Namun penulis juga ingin sekali petani di Indonesia memiliki nilai tambah misalkan petani dapat bertani sekaligus berternak ikan, jadi petani di Indonesia dapat memiliki nilai tambah dalam penghasilannya dengan tujuan mensejahterakan pertani. Selain itu juga terdapat permasalahan lain yaitu menyalurkan hasil ternak ikan dan panen. Beberapa petani sulit untuk menyalurkan hasil pertanian mereka dikarenakan beberapa faktor seperti pengepul yang tega membeli dengan harga murah hasil pertanian para petani, atau memang terbatasnya storage dari pengepul sehingga tidak semua petani yang dapat di distribusikan hasil panennya . Dari permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah solusi and....... inilah salah satu solusi yang ditawarkan oleh penulis .


Sumber : Google

Nama Konsep ini adalah Smart Aquaponik, ini merupakan sebuah konsep aplikasi, device, dan Sistem pertanian untuk mensejahterakan petani ceritanya gitu sih.... hehe. Apakah Aquaponik itu? Aquaponik adalah sebuah konsep yang menggabungkan konsep hydroponik dan aquakultur. Aquaponik dapat digunakan untuk menanam beberapa jenis sayuran pangan serta macam-macam jenis ikan air tawar, bahkan padi pun dapat di tanam pada konsep aquaponik. untuk membuat smart aquaponik berikut  alat dan aplikasi yang dibutuhkan:

- Smartphone Android/IOS
- Arduino
- ESP8266 12e
- NRF24L01+PA+LNA long distance wireless RF module with antena
- Modem Wifi
- Ph sensor
- Servo
- Paralon
- bak air/kolam ikan
- pupuk Cair asam dan basa
- Mesin air (sesuaikan dengan besarnya tools)

konsep ini masih dalam bentuk gagasan, aplikasi untuk para petani yang dapat running dengan sinyal 2G karena rata-rata di daerah pedesaan masih sangat minim sinyal. Aplikasi ini disediakan untuk konsumen dan juga untuk para petani. Fungsi dari aplikasi di bagian Konsumen yaitu memesan hasil panen dan  membeli hasil panen, selain itu juga pembeli dapat melihat ketersedian bahan pangan seperti beras dan ikan yang telah kelompokkan sesuai kualitasnya. Ilustrasinya seperti berikut :

SMAQu Indonesia IoT Developer Day


Bagaimana Guys? mudah bukan, selain itu aplikasi pada sisi petani mempunyai 2 fungsi yaitu memonitoring pertanian dan ternaknya, sekaligus  menjual hasil pertanian dan ternak ikannya.  Untuk metode memonitoring perternakan dan pertanian, petani akan di sediakan sebuah menu standar seperti memantau PH air, pemberian pupuk yang dilakukan oleh device itu sendiri jadi di sini hanya akan keluar notification seberapa liter/ml pupuk yang telah dikeluarkan dan apabila habis device tersebut juga akan memberikan notif kepada aplikasi, sekaligus pemberian pakan otomatis untuk ikan dan memberikan notification kepada aplikasi. Selain itu setelah hasil panen maka petani dapat menginput hasil panen seperti beras dan jenis beras,  ikan dan jenis ikan. Ilustrasinya sebagai berikut :

SMAQu Indonesia IoT Developer Day


Setelah menginput maka server akan mengelompokan dan mengkalkulasi hasil pertanian dari para petani yang berkontribusi pada sistem ini, sehingga pembeli hanya cukup melihat ketersediaan beras dan ikan tanpa harus memilh-milih dari petani mana dia ingin membeli namun untuk operator tampilannya masih dalam data mentah sehingga operator dapat melihat petani mana yang ketersediaannya mencukupi pesanan konsumen.

Mengingat sinyal di pedesaan masih sangat minim ada kemungkinan pada tools/device tidak dapat mengirim data secara online sehingga harus ada infrastruktur yang dapat membackup data pertanian seperti ukuran ph air dan pemberian pupuk yang telah di berikan agar tidak ada data yang hilang maka dibutuhkan device seperti NRF24L01+PA+LNA long distance wireless RF module with antena. NRF24L01 akan terkoneksi keperangkat server local yang ada dirumah masing-masing petani agar petani dapat tetap memantau kondisi dari pertaniannya petani dapat menggunakan server local dengan menyewanya dengan harga relative murah agar tidak terlalu membebani para petani, penyewaan akan di sesuaikan dengan pendapat masing-masing petani. 

Selain itu Keuntungan menggunakan konsep ini semua petani dapat keuntungan pendapatan yang sama sesuai dengan hasil panen mereka tanpa harus takut dan merasa tersaingi oleh petani lain sesama pengguna layanan, dan akan menghemat lahan penyimpanan pengepul karena hasil pertanian dan ternak disimpan dirumah petani sendiri nanti akan ada karyawan dari pihak aplikasi mengambil pertanian dan peternakan saat ada pembelian. Operator akan mengambil 2,5 % s/d 10% dari hasil transaksi sesuai dengan jenis beras dan ikan yang djual. Menarik bukan? Ini bisa menjadi bisnis besar mengingat negara kita merupakan negara agraris #IndonesiaIoTDeveloperDay #Doku #I2D2Blog #SMAQu. Selanjutnya ini adalah konfigurasi total untuk sistem ini


SMAQu









Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar